Distribusi frekuensi dibuat dengan
alasan berikut:
- kumpulan data yang besar dapat diringkas
- kita dapat memperoleh beberapa gambaran mengenai karakteristik data, dan
- merupakan dasar dalam pembuatan grafik penting (seperti histogram).
Banyak software (teknologi komputasi ) yang bisa
digunakan untuk membuat tabel
distribusi frekuensi secara otomatis. Meskipun demikian, di sini tetap
akan diuraikan mengenai prosedur dasar dalam membuat tabel distribusi frekuensi.
Langkah-langkah dalam menyusun tabel distribusi
frekuensi:
- Urutkan data, biasanya diurutkan dari nilai yang paling kecil
- Tujuannya agar range data diketahui dan mempermudah penghitungan frekuensi tiap kelas!
- Tentukan range (rentang atau jangkauan)
- Range = nilai maksimum – nilai minimum
- Tentukan banyak kelas yang diinginkan. Jangan terlalu banyak/sedikit, berkisar antara 5 dan 20, tergantung dari banyak dan sebaran datanya.
- Aturan Sturges:
- Banyak kelas = 1 + 3.3 log n, dimana n = banyaknya data
- Tentukan panjang/lebar kelas interval (p)
- Panjang kelas (p) = [rentang]/[banyak kelas]
- Tentukan nilai ujung bawah kelas interval pertama
Pada saat menyusun TDF, pastikan bahwa kelas tidak
tumpang tindih sehingga setiap nilai-nilai pengamatan harus masuk tepat ke
dalam satu kelas. Pastikan juga bahwa tidak akan ada data pengamatan yang
tertinggal (tidak dapat dimasukkan ke dalam kelas tertentu). Cobalah untuk
menggunakan lebar yang sama untuk semua kelas, meskipun kadang-kadang tidak
mungkin untuk menghindari interval terbuka, seperti " ≥ 91 " (91 atau
lebih). Mungkin juga ada kelas tertentu dengan frekuensi nol.
Kita gunakan prosedur di atas untuk menyusun tabel distribusi frekuensi nilai ujian
mahasiswa (Tabel 1).
1. Berikut adalah nilai ujian yang sudah diurutkan:
35 38 43 48 49 51 56 59 60 60
61 63 63 63 65 66 67 67 68 70
70 70 70 71 71 71 72 72 72 73
73 74 74 74 74 75 75 76 76 77
78 79 79 80 80 80 80 81 81 81
82 82 83 83 83 84 85 86 86 87
88 88 88 88 89 90 90 90 91 91
91 92 92 93 93 93 95 97 98 99
2.
Range : [nilai
tertinggi – nilai terendah] = 99 – 35 = 64
3.
Banyak Kelas: Tentukan banyak
kelas yang diinginkan. Apabila kita lihat nilai Range = 64, mungkin banyak
kelas sekitar 6 atau 7.Sebagai latihan, kita gunakan aturan Sturges. banyak
kelas = 1 + 3.3 x log(n)= 1 + 3.3 x log(80)= 7.28 ≈ 7
4.
Panjang Kelas:Panjang Kelas
= [range]/[banyak kelas] = 64/7= 9.14 ≈ 10
(untuk memudahkan dalam penyusunan TDF).
5.
Tentukan nilai batas bawah kelas pada kelas pertama.
Nilai ujian terkecil = 35 Penentuan nilai batas bawah kelas bebas saja, asalkan
nilai terkecil masih masuk ke dalam kelas tersebut. Misalkan: apabila nilai
batas bawah yang kita pilih adalah 26, maka interval kelas pertama: 26, 35,
nilai 35 tepat jatuh di batas atas kelas ke-1. Namun apabila kita pilih nilai
batas bawah kelas 20 atau 25, jelas nilai terkecil, 35, tidak akan masuk ke
dalam kelas tersebut. Namun untuk kemudahan dalam penyusunan dan pembacaan TDF,
tentunya juga untuk keindahan, lebih baik kita memilih batas bawah 30 atau
31. Ok, saya tertarik dengan angka 31, sehingga
batas bawahnya adalah 31.
Dari prosedur di atas, kita dapat info sebagai berikut:
Banyak kelas : 7
Panjang kelas : 10
Batas bawah kelas : 31
Selanjutnya kita susun TDF:
Form TDF:
------------------------------------------------------------
Kelas ke- | Nilai Ujian | Batas Kelas | Turus | Frekuensi
------------------------------------------------------------
1 31 –
2 41 –
3 51 –
: : -
6 81 –
7 91 –
------------------------------------------------------------
Jumlah
------------------------------------------------------------
Tabel berikut merupakan tabel yang sudah dilengkapi
Kelas ke-
|
Nilai Ujian
|
Batas Kelas
|
Frekuensi
(fi) |
1
|
31 - 40
|
30.5 – 40.5
|
2
|
2
|
41 - 50
|
40.5 – 50.5
|
3
|
3
|
51 - 60
|
50.5 – 60.5
|
5
|
4
|
61 - 70
|
60.5 – 70.5
|
13
|
5
|
71 - 80
|
70.5 – 80.5
|
24
|
6
|
81 - 90
|
80.5 – 90.5
|
21
|
7
|
91 - 100
|
90.5 – 100.5
|
12
|
Jumlah
|
80
|
atau dalam
bentuk yang lebih ringkas:
Kelas ke-
|
Nilai Ujian
|
Frekuensi
(fi) |
1
|
31 - 40
|
2
|
2
|
41 - 50
|
3
|
3
|
51 - 60
|
5
|
4
|
61 - 70
|
13
|
5
|
71 - 80
|
24
|
6
|
81 - 90
|
21
|
7
|
91 - 100
|
12
|
Jumlah
|
80
|
Distribusi Frekuensi Relatif dan Kumulatif
Variasi penting dari distribusi frekuensi dasar adalah dengan menggunakan nilai
frekuensi relatifnya, yang disusun dengan membagi frekuensi setiap kelas dengan
total dari semua frekuensi (banyaknya data). Sebuah distribusi frekuensi
relatif mencakup batas-batas kelas yang sama seperti TDF, tetapi frekuensi yang
digunakan bukan frekuensi aktual melainkan frekuensi relatif. Frekuensi relatif kadang-kadang
dinyatakan sebagai persen.
Frekuensi relatif =
Contoh: frekuensi relatif kelas ke-1:
Frekuensi relatif = 2/80 x 100% = 2.5%
Kelas ke-
|
Nilai Ujian
|
Frekuensi relatif (%)
|
1
|
31 - 40
|
2.50
|
2
|
41 - 50
|
3.75
|
3
|
51 - 60
|
6.25
|
4
|
61 - 70
|
16.25
|
5
|
71 - 80
|
30.00
|
6
|
81 - 90
|
26.25
|
7
|
91 - 100
|
15.00
|
Jumlah
|
100.00
|
Distribusi Frekuensi
kumulatif
Variasi lain dari distribusi frekuensi standar adalah frekuensi kumulatif. Frekuensi
kumulatif untuk suatu kelas adalah nilai frekuensi untuk kelas tersebut
ditambah dengan jumlah frekuensi semua kelas sebelumnya.
Perhatikan bahwa kolom frekuensi selain label
headernya diganti dengan frekuensi
kumulatif kurang dari, batas-batas kelas diganti dengan "kurang
dari" ekspresi yang menggambarkan kisaran nilai-nilai baru.
Nilai Ujian
|
Frekuensi kumulatif kurang dari
|
kurang dari
30.5
|
0
|
kurang dari
40.5
|
2
|
kurang dari
50.5
|
5
|
kurang dari
60.5
|
10
|
kurang dari
70.5
|
23
|
kurang dari
80.5
|
47
|
kurang dari
90.5
|
68
|
kurang dari
100.5
|
80
|
atau kadang disusun dalam bentuk seperti ini:
Nilai Ujian
|
Frekuensi kumulatif kurang dari
|
kurang dari
41
|
2
|
kurang dari
51
|
5
|
kurang dari
61
|
10
|
kurang dari
71
|
23
|
kurang dari
81
|
47
|
kurang dari
91
|
68
|
kurang dari
101
|
80
|
Variasi lain adalah Frekuensi kumulatif lebih dari.
Prinsipnya hampir sama dengan prosedur di atas.
Histogram
Histogram adalah merupakan bagian dari grafik batang
di mana skala horisontal mewakili nilai-nilai data kelas dan skala vertikal
mewakili nilai frekuensinya. Tinggi batang sesuai dengan nilai frekuensinya,
dan batang satu dengan lainnya saling berdempetan, tidak ada jarak/ gap
diantara batang. Kita dapat membuat histogram setelah tabel distribusi
frekuensi data pengamatan dibuat.
Poligon Frekuensi
Poligon Frekuensi menggunakan
segmen garis yang terhubung ke titik yang terletak tepat di atas nilai-nilai
titik tengah kelas. Ketinggian dari titik-titik sesuai dengan frekuensi kelas,
dan segmen garis diperluas ke kanan dan kiri sehingga grafik dimulai dan
berakhir pada sumbu horisontal.
Ogive
Ogive adalah grafik
garis yang menggambarkan frekuensi kumulatif, seperti daftar distribusi frekuensi kumulatif. Perhatikan bahwa
batas-batas kelas dihubungkan oleh segmen garis yang dimulai dari batas bawah
kelas pertama dan berakhir pada batas atas dari kelas terakhir. Ogive berguna untuk menentukan jumlah
nilai di bawah nilai tertentu. Sebagai contoh, pada gambar berikut menunjukkan
bahwa 68 mahasiswa mendapatkan nilai kurang dari 90.5.
Soalnya sama seperti yg dosen ane suruh. Thanks yg punya blog ��
BalasHapussamaaaa😂
Hapusterimakasih, ini sangat membantu
HapusKurang yg frekuensi kumulatif lebih darinya aja
BalasHapusSoalnya sama seperti yg dosen ane suruh. Thanks yg punya blog ��
BalasHapusenak bgt soal nya sama lah ane beda nya jauh..
HapusSangat membantu.. (y)
BalasHapuskalau menggunakan log itu gmn dan bentuk pertamanya dalah data udh di urutkan apa harus sepetti itu
BalasHapussangat membantu dan bermanfaat dapat ilmu baru dan mirip seperti tugas dari dosenku
BalasHapussangat membantu dan bermanfaat dapat ilmu baru dan mirip seperti tugas dari dosenku
BalasHapusGood ka
BalasHapusKK boleh ajarin
BalasHapuslagi uas pertanyaan seperti ini
BalasHapus